Arus Listrik, Hukum ohm, dan Pengaruh Bentuk konduktor dan Suhu terhadapt perubahan hambatan lisrik

Dalam dunia modern yang terus berkembang, arus listrik adalah komponen utama yang mendukung hampir semua aspek kehidupan kita. Dari penerangan hingga perangkat elektronik yang kita gunakan sehari-hari, pemahaman tentang arus listrik sangatlah penting. Artikel ini akan membahas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang arus listrik dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Arus Listrik menrupakan aliran muatan-muatan positif (proton) yang terjadi akibat adanya perbedaan potensial, yang mengalir dari potensial tinggi (+) ke potensial rendah (-) dalam suatu rangkaian tertutup persatuan waktu.

Syarat Arus Listrik Dapat Mengalir

  • Konduktor: Ada konduktor yang dapat menjadi media untuk aliran elektron. Konduktor ini biasanya berupa kawat tembaga atau aluminium.
  • Tegangan: Terdapat perbedaan potensial atau tegangan antara dua titik dalam sirkuit listrik. Ini menciptakan dorongan bagi elektron untuk bergerak dari satu titik ke titik lain.
  • Rangkaian Tertutup: Ada rangkaian tertutup yang memungkinkan aliran elektron kembali ke sumber tegangan setelah melewati perangkat atau komponen dalam sirkuit.
  • Hambatan (Resistansi): Dalam rangkaian, biasanya terdapat komponen hambatan yang mengatur aliran arus. Resistansi ini harus diatasi oleh tegangan yang diberikan.
  • Sumber Tegangan: Ada sumber tegangan seperti baterai atau generator yang dapat menyediakan potensial listrik untuk mendorong aliran elektron.
  • Kelembaban: Beberapa bahan, seperti kayu kering, dapat menghambat aliran listrik. Sebaliknya, bahan-bahan yang baik konduktornya, seperti logam, mendukung aliran listrik.
  • Kondisi Fisik: Faktor-faktor seperti suhu juga dapat mempengaruhi kemampuan arus listrik untuk mengalir. Pada suhu yang ekstrim, konduktivitas material dapat berubah.

Perhitungan Arus Listrik

arus listrik (I) dapat dihitung dengan membagi muatan listrik (Q) oleh waktu (t) selama aliran muatan tersebut terjadi. Ini adalah dasar dalam mengukur aliran listrik dalam suatu sirkuit dan memahami seberapa cepat muatan listrik bergerak melalui suatu titik dalam waktu tertentu.

I = Q/t 

  • I (arus listrik) adalah besaran yang mengukur seberapa banyak muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam suatu waktu tertentu. Satuan untuk arus listrik adalah ampere (A).
  • Q (muatan listrik) adalah jumlah total muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian atau sirkuit. Satuannya adalah coulomb (C).
  • t (waktu) adalah periode waktu dalam hitungan detik selama mana muatan listrik mengalir. Satuan waktu adalah detik (s).


Untuk mencari muatan listrik total (Q) dalam suatu sistem atau benda dapat dihitung dengan mengalikan jumlah elektron (n) dengan muatan elemen dasar (q) yang dibawa oleh setiap elektron. Rumus ini membantu dalam menghitung total muatan listrik dalam berbagai konteks fisika dan ilmu listrik. 

Q = n * q 

  • Q (muatan listrik total) adalah jumlah total muatan listrik dalam suatu sistem atau benda. Satuannya adalah coulomb (C).
  • n (jumlah elektron) adalah banyaknya elektron yang terlibat dalam suatu proses atau sistem. Ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seberapa banyak elektron yang terlibat dalam peristiwa tertentu.
  • q (muatan elemen dasar) adalah muatan elemen dasar yang terkandung dalam setiap elektron. Ini adalah muatan dasar yang dibawa oleh setiap elektron dan memiliki nilai sekitar -1,602 x 10^-19 coulomb (C).

Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah salah satu prinsip dasar dalam ilmu listrik yang menggambarkan hubungan antara tegangan (V), arus (I), dan resistansi (R) dalam suatu rangkaian listrik. 

Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan (V) yang diterapkan pada suatu komponen dalam suatu rangkaian listrik adalah sebanding dengan arus (I) yang mengalir melalui komponen tersebut, dengan konstanta proporsionalitasnya adalah resistansi (R) komponen tersebut. Rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut:

V = I  R

Dalam rumus ini:

  • V adalah tegangan dalam volt (V).
  • I adalah arus dalam ampere (A).
  • R adalah resistansi dalam ohm (Ω).


Hukum ohm dapat digunakan jika nilai hambatan listrik dianggap tetap. Hukum Ohm menyatakan hubungan linier antara tegangan (V), arus (I), dan resistansi (R) dalam suatu rangkaian tertentu.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam beberapa situasi, nilai resistansi dapat berubah tergantung pada faktor-faktor seperti suhu, bahan konduktor, atau kondisi lingkungan. Dalam kasus seperti itu, penggunaan Hukum Ohm mungkin menjadi lebih kompleks atau memerlukan penyesuaian. Dalam kebanyakan sirkuit listrik sederhana di mana suhu dan kondisi lingkungan tetap, hambatan dapat dianggap tetap, dan Hukum Ohm berlaku dengan baik. Namun, dalam sirkuit yang lebih kompleks atau ketika ada perubahan suhu yang signifikan, perubahan resistansi harus dipertimbangkan untuk analisis yang lebih akurat.

Konduktor listrik yang memenuhi hukum ohm disebut konduktor ohmic.  Konduktor ohmic adalah bahan atau material yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan Hukum Ohm. Dalam kasus konduktor ohmic, jika Anda menggandakan tegangan yang diterapkan pada konduktor, arus yang mengalir juga akan menggandakan nilainya. Ini membuat konduktor ohmic sangat berguna dalam aplikasi listrik dan elektronik di mana kita ingin mengontrol arus listrik dengan mengatur tegangan yang diterapkan.

Pengaruh Bentuk Geometri Konduktor terhadap Hambatan Listrik

Pengaruh bentuk geometri konduktor terhadap hambatan listrik adalah hal yang penting dalam pemahaman sifat-sifat konduktor. Bentuk dan geometri konduktor dapat memengaruhi resistansi atau hambatan listrik bahan tersebut.

Untuk menghitung nilai resistansi suatu konduktor berdasarkan sifat-sifat bahan dan geometri konduktor tersebut maka digunakan rumus

R = ρ  l / A

Dalam rumus ini:
  • R adalah resistansi dalam ohm (Ω).
  • ρ adalah resistivitas bahan konduktor dalam ohm-meter (Ω·m). Resistivitas adalah sifat intrinsik dari bahan yang menentukan seberapa baik atau buruknya bahan tersebut dalam menghantarkan listrik.
  • l adalah panjang sebenarnya dari konduktor listrik dalam meter (m).
  • A adalah area melintang konduktor dalam meter persegi (m²).


Rumus di atas berguna untuk menghitung nilai resistansi suatu konduktor berdasarkan sifat-sifat bahan dan geometri konduktor tersebut. Semakin panjang konduktor atau semakin tinggi resistivitas bahan, maka nilai resistansinya akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin besar luas penampang konduktor, maka resistansinya akan semakin rendah. 

Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Perubahan Hambatan Listrik

Perubahan suhu dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan hambatan listrik dalam sebuah konduktor.  Untuk menghitung nilai resistansi suatu konduktor berdasarkan pengaruh suhu maka digunakan rumus.

ΔR = Ro  α  ΔT

Dalam rumus ini:
  • ΔR adalah perubahan hambatan dalam ohm (Ω).
  • Ro adalah resistivitas awal (hambatan pada suhu awal) konduktor dalam ohm-meter (Ω·m).
  • α adalah koefisien suhu konduktor dalam (/c).
  • ΔT adalah perubahan suhu dalam celcius (c)

Atau

R = Ro (1 + α  ΔT)

Dalam rumus ini:

  • R total adalah resistansi total konduktor pada suhu tertentu dalam ohm (Ω).
  • Ro adalah resistivitas awal (resistansi pada suhu awal) konduktor dalam ohm-meter (Ω·m).
  • α adalah koefisien suhu konduktor dalam (/c).
  • ΔT adalah perubahan suhu dalam celcius (c) 

Semoga artikel ini telah menambah wawasan Anda tentang topik-topik penting ini dalam ilmu listrik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang arus listrik, Hukum Ohm, dan faktor-faktor yang memengaruhi hambatan listrik, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam aplikasi listrik sehari-hari.

Posting Komentar